Tamiang Layang | Realitas – Banjir yang melanda Desa Muara Palantau di, Barito Timur, mulai surut, Pemerintah desa bersama masyarakat pun mulai membersihkan rumput-rumputan rawa yang menutupi jembatan kayu sepanjang 2.200 meter.
“Pembersihan dilakukan secara gotong-royong antara pemdes, BPD dan masyarakat. Tidak ada yang diupah, pemdes hanya menyediakan makanan ringan untuk yang terlibat,” ungkap Kades Muara Palantau, Haidi, Senin, 6 Juni 2022.
Jembatan kayu tersebut merupakan akses utama warta Desa Muara Palantau menuju ibu kota kabupaten yakni Kota Tamiang Layang melalui Desa Wuran Kecamatan Karusen Janang.
Pada saat air menggenangi jembatan tersebut, warga hanya bisa keluar-masuk desa dengan menggunakan perahu atau kelotok hingga atau dari perbatasan desa Wuran.
Sebagai wilayah genangan air, luapan banjir di Desa Muara Palantau dapat bertahan hingga lebih dari seminggu akibat pertemuan air dari beberapa sungai yang ada di Barito Timur dengan Sungai Barito yang merupakan salah satu terbesar di Kalimantan yang melintasi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
Untuk membantu warga yang terdampak banjir di desa tersebut, beberapa hari yang lalu beberapa orang kemasyarakatan, perusahaan dan partai politik menyalurkan bantuan bahan kebutuhan pokok.
Desa Muara Palantau yang jadi bagian dari Kecamatan Pematang karau dihuni oleh 495 Kepala keluarga atau 1.349 jiwa.
Untuk situasi sementara masyarakat sedang melakukan gotong royong membersihkan sisa-sisa sampah yang diangkut banjir. (*)
