SAMPIT | Realitas – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kotawaringin Timur (Kotim), Bima Santoso, menyebutkan perusahaan dan angkutan hasil olahan perkebunan tutup mata dengan kualitas jalan.
Menurutnya, pengusaha angkutan itu masih rendahnya pemahaman terhadap kondisi jalan dan seakan-akan cuek melihat kerusakan parah jalan yang mereka lalui.
“Idealnya mereka melakukan pengangkutan dengan muatan sesuai dengan tonase jalan, karena yang banyak memanfaatkan jalan itu kan juga mereka juga,” kata Bima Santoso, Rabu (15/6/2022).
Perlu disadari dengan kondisi jalan dengan kapasitas tonase delapan ton tetapi dilalui dengan beban lebih berat maka membuat infrastruktur di daerah sulit bisa bertahan lama.
Hak inilah yang terjadi di Jalan Lingkar Selatan dan Jalan HM Arsyad yang baru saja beberapa bulan lalu diperbaiki kini mulai rusak lagi.
“Lihat saja kondisi jalan di lapangan bergelombang dan mulai berlobang membahayakan pengguna jalan lainnya,” cetusnya.B
Bima berharap Dinas Perhubungan Kotim membuat aturan jadwal atau jam lewat angkutan dengan tonase di atas 8 ton lebih.
“Sebaiknya jadwal bisa melalui jalan dalam kota itu sore atau malam hari agar tidak berdampak negatip di masyarakat dan pengguna jalan lainya. Kita harus saling menghormati dan menghargai sesama pengguna jalan,” tegasnya.
Politisi PKB ini juga menyesalkan dengan oknum pengusaha angkutan yang seenaknya membawa kendaraan dengan body besarnya, padahal mereka tahu kondisi jalan itu hanya mampu menahan beban 8 ton saja.
“Sementara itu jalan yang mereka bawa itu banyak yang diatas 8 ton bahkan ada yang lebih hingga 20 ton bagaimana tidak rusak kalau sudah rusak parah semua kena imbasnya tidak hanya urusan perut para sopir dan pengusaha angkutan itu saja namun semua masyarakat yang menggunakan jalan itu juga,” keluh Bima. (Bag)