REALITAS – 55 orang selama akhir pekan di Burkina Faso Utara tewas dalam serangan terbaru, kata pihak berwenang Senin, (13/6/2022).
Serangan terbaru di negara Afrika Barat itu di mana kekerasan yang meningkat diduga dilakukan oleh para ekstremis Islam.
Terduga gerilyawan menargetkan warga sipil di Seytenga di provinsi Seno, kata juru bicara pemerintah Wendkouni Joel Lionel Bilgo pada konferensi pers. Sementara pemerintah menyebutkan angka resmi 55 orang, yang lain menyebutkan angka itu jauh lebih tinggi.
Serangan terkait dengan al-Qaida dan kelompok Negara Islam melonjak di Burkina Faso, khususnya di utara. Jihadis menewaskan sedikitnya 160 orang dalam serangan di kota Solhan pada Juni 2021.
Pada bulan Januari, tentara pemberontak menggulingkan presiden yang dipilih secara demokratis, berjanji untuk mengamankan negara, tetapi kekerasan hanya meningkat. Pemerintah meminta masyarakat untuk tetap bersatu dalam memerangi para pemberontak.
Meskipun tidak ada kelompok yang mengklaim serangan akhir pekan itu, analis konflik mengatakan kemungkinan besar dilakukan oleh kelompok Negara Islam.
“Dalam beberapa pekan terakhir, Negara Islam di Sahara Besar telah menjadi kelompok paling agresif, terutama di provinsi Seno dan Oudalan. Selain serangan terhadap pasukan keamanan, warga sipil juga menjadi sasaran,” kata Rida Lyammouri, rekan senior di Pusat Kebijakan untuk New South, sebuah organisasi berbasis di Maroko yang berfokus pada ekonomi dan kebijakan.
“Ini merupakan pukulan besar bagi pasukan keamanan dan menempatkan mereka di belakang kaki lagi, menunjukkan mereka jauh dari mampu mengamankan daerah dan melindungi warga sipil,” katanya.
Hampir 5.000 orang tewas selama dua tahun terakhir di Burkina Faso karena kekerasan yang dituduhkan pada ekstremis Islam. 2 juta orang lainnya telah meninggalkan rumah mereka, memperdalam krisis kemanusiaan di negara itu. (*)
Sumber : @Ap